Senin, 17 Juni 2013

PELARUT POLAR DAN NON POLAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepolaran dalam ikatan kimia adalah suatu keadaan dimana distribusi penyebaran elektron tidak merata atau elektron lebih cendrung terikat pada salah satu atom. Bagaimana kita dapat menyatakan senyawa bersifat kovalen murni (non polar) atau kovalen polar. kepolaran erat kaitannya dengan keelektronegatifan dan bentuk molekul. Pelarut polar yaitu air yang sering disebut sebagai pelarut universal, disebabkan oleh tingkat kepolarannya yang tinggi yang mampu melarutkan hampir semua zat terlarut kecuali senyawa non polar seperti lemak. Setiap senyawa baik polar maupun non polar memiliki nilai densitas yang berbeda-beda. Air memiliki densitas yang lebih tinggi dari pada minyak, sehingga air dan minyak menghasilkan dua lapisan, dimana air berada di lapisan bawah dan minyak berada di lapisan atas. Kelarutan didefinisikan dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada temperature tertentu, sedangkan secara kualitatif didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk dispersi molekuler homogen. Kelarutan dinyatakan dalam satuan mililiter pelarut yang dapat melarutkan satu gram zat. Suatu kelarutan juga dapat dinyatakan dalam satuan molalitas, molaritas dan persen. 1.2 Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui perbadaan antara pelarut polar dan non polar. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Kelarutan adalah kadar jenuh solute dalam sejumlah solven pada suhu tertentu yang menunjukkan bahwa interaksi spontan satu atau lebih solute atau solven telah terjadi dan membentuk dispersi molekuler yang homogeni. Kelarutan suatu zat (solute) dalam solven tertentu digambarkan sebagai like dissolves like senyawa atau zat yang strukturnya menyerupai akan saling melarutkan, yang penjabarannya didasarkan atas polaritas antara solven dan solute yang dinyatakan dengan tetapan dielektrikum, atau momen dipole, ikatan hydrogen, ikatan van der waals (London) atau ikatan elektrostatik yang lain (Anonim, 2012). Pada umumnya senyawa kovalen polar akan larut dalam pelarut polar sedangkan senyawa kovalen non polar akan larut ke pelarut yang non polar (Sunarya, 2007). Senyawa-senyawa yang memiliki ikatan antara molekul sama cenderung melarutkan satu sama lain. Keadaan ini disebut “like”, senyawa polar larut dalam pelarut polar (Sutrasna, 2007). Pelarut non polar adalah yang molekulnya tidak dapat menghantar arus elektrik, pelarut polar adalah pelarut yang molekulnya polar, dapat menghantarkan arus listrik, terlarut jika mengandung ion (Pudjaatmaka, 1999). Dalam hal kepolaran suatu senyawa tergantung dari harga momen dipolnya. Momendipol sendiri adalah selisih harga keelektronegatifan antara atom yang berikatan (Wiwin, 2009).   BAB III METODE KERJA 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada hari selasa pada tanggal 21 Mei 2013 pukul 12:00-14:00 WIB yang bertempat di laboratorium biru Koordinatorat Kelautan dan Perikanan.Universitas Syiah Kuala 3.2 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah sebagai berikut : 3.2.1 Tabel Alat No Nama Alat Jumlah 1 Tabung Reaksi 6 2 Rak Tabung 1 3 Pipet tetes 5 3.2.2 Tabel Bahan No Nama Bahan Jumlah 1 Minyak 2mL 2 Sabun 2mL 3 Aquadest 2mL 4 Aseton 2mL 5 Methanol 2mL 3.3 Cara kerja 3.3.1 Minyak dan air • Dimasukkan dalam tabng reaksi 2 ml minyak dan 2 ml air. • Dikocok campurannya dan diamati yang terjadi. 3.3.2 Minyak dan etanol • Dimasukkan dalam tabng reaksi 2 ml minyak dan 2 ml etanol. • Dikocok campurannya dan diamati yang terjadi. 3.3.3 Air dan etanol • Dimasukkan dalam tabng reaksi 2 ml air dan 2 ml etanol, • Dikocok campurannya dan diamati yang terjadi. 3.3.4 Minyak dan sabun • Dimasukkan dalam tabng reaksi 2 ml minyak dan 3 ml larutan sabun. • Dikocok campurannya dan diamati yang terjadi. 3.3.5 Air dan aseton • Dimasukkan dalam tabng reaksi 2 ml air dan 2 ml aseton. • Dikocok campurannya dan diamati yang terjadi. 3.3.6 Minyak dan aseton • Dimasukkan dalam tabng reaksi 2 ml minyak dan 2 ml aseton. • Dikocok campurannya dan diamati yang terjadi. 3.3.7 Etanol dan aseton • Dimasukkan dalam tabng reaksi 2 ml etanol dan 2 ml aseton. • Dikocok campurannya dan diamati yang terjadi.   BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengamatan Pada percobaan pertama minyak dimasukkan kedalam tabung reaksi dengan air. Terdapat perbedaan antara minyak dan air, posisi air ada dibawah sedangkan minyak berada di atas, itu disebabkan oleh massa jenis air lebih berat sehingga air berada di bawah. Pada percobaan kedua minyak dan etanol dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Posisi minyak berada di bawah sedangkan etanol berada di atas. Keadaan ini disebabkan karena etanol (CH_3COOH) bersifat 97% polar dan 3% lagi non polar. Pada percobaan ketiga pada air dan etanol, yang menghasilkan lapisan air dan lapisan etanol larut bersama-sama karena bersifat polar. Pada percobaan keempat pada minyak dan sabun. Larutan sabun tercampur dengan minyak dan meninggalkan air dibawah. Pada percobaan kelima pada air dan aseton. Setiap senyawa polar maupun non polar memiliki nilai densitas yang berbeda, dimana air dan aseton tidak dapat bersatu karena nilai densitas air lebih tinggi dari pada nilai densitas aseton, oleh karena itu air berada di lapisan bawah dan aseton barada di lapisan atas. Percobaan keenam pada minyak dan aseton. Minyak dan aseton sama-sama bersifat non polar sehingga larutannya tercampur. Percobaan ketujuh pada etanol dan aseton. Larutan ini tidak tercampur seluruhnya dimana terdapat seperti cincin pada larutan tersebut, ini disebabkan karena etanol bersifat 97% polar dan aseton bersifat 97% non polar.   4.2 Pembahasan Setelah melakukan beberapa percobaan yang dapat dijelaskan bahwa lemak atau minyak mampu larut dalam pelarut-pelarut non polar seperti aseton, benzene dan pelarut-pelarut non polar lainnya. Senyawa pengemulsi seperti sabun mampu mengemulsi lemak pada ujung non polar sekaligus mengikat air pada ujung polarnya. Air ("H" _"2" O) merupakan 100% polar sehingga mampu melarutkan hampir semua jenis zat terlarut kecuali senyawa-senyawa non polar seperti minyak ("C" _"2" "H" _"31" "COOH" ) bersifat 100% non polar. Setiap semnyawa baik polar maupun non polar memiliki nilai densitas yang berbeda-beda. Air memiliki nilai densitas lebih tinggi dari pada minyak, sehingga campuran air dan minyak akan menghasilkan dua lapisan, dimana air akan berada di bawah lapisan minyak. Pada larutan minyak dan etanol juga akan mengalami pemisahan dimana minyak berada dibawah dan etanol berada diatas. Ini disebabkan larutan yang tercampur bersifat polar dan non polar. Jika larutan sama-sama besifat polar atau non polar maka larutan akan tercampur sepenuhnya seperti pada air dan etanol yang sama-sama bersifat polar dan pada minyak dan aseton yang juga sama-sama bersifat non polar. Pada larutan etanol dan aseton tidak tercampur sepenuhnya akan tetapi larutannya terbentuk seperti cincin-cincin karena etanol dan aseton bersifat polar dan non polar. Pelarut polar akan melarutkan lebih baik zat-zat polar dan ionik, begitu pula sebaliknya. Makin panjang rantai gugus non polar suatu zat, makin sukar zat tersebut larut dalam air. Menurut Hilderbrane: kemampuan zat terlarut untuk membentuk ikatan hidrogen lebih penting dari pada kemolaran suatu zat. Pelarut polar mempunyai konstanta dielektrik yang tinggi dapat melarutkan zat-zat non polar sukar larut di dalamnya, begitu pula sebaliknya. Besarnya tetapan dielektrik ini menurut Moore dapat diatur dengan penambahan pelarut lain. Adakalanya suatu zat lebih mudah larut dalam pelarut campuran dibandingkan pelarut tunggalnya.   BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang didapat dari pratikum kali ini adalah sebagai berikut : • Tingkat nilai densitas polar lebih tinggi dari pada tingkat densitas non polar. • Setiap larutan dapat menghasilkan 2 lapisan. • Apabila larutannya polar dicampur dengan polar juga maka larutan tersebut akan sama-sama larut • Jika polar dilarutkan dengan non polar akan menghasilkan dua lapisan yang berbeda. 5.2 Saran Agar praktikum berjalan dengan tertib dan lebih kondusif sehingga pratikum menjadi lebih baik lagi dan pehaman tentang pratikum menjadi lebih mengerti.   DAFTAR PUSTAKA Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Jakarta: PT Gratindo Media Pertama. Sunarya, Yayan. 2007. Mudah dan Aktif. Jakarta: PT Balai Pustaka. Pudjoatmaka, A. Hadyana. 1999. Kampus Kimia. Jakarta: PT Balai Pustaka. Wiwin. 2009. http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah.   LAMPIRAN 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kepolaran? Jawab: kepolaran adalah tingkat keelektronegatifan dalam suatu zat dengan zat yang lain. Dan keadaan dimana penyebaran tidak merata atau elektron lebih cendrung terikat pada salah satu atom 2. Jelaskan perbedaan pelarut polar dan non polar? Jawab: Perbedaan massa jenis, titik didih, tingkat kepolarannya dan warna. Dimana polar dapat larut dalam air dan pelarut lainnya, dan non polar tidak dapat larut dalam air dan pelarut polar lainnya. 3. Klasifikasikan pelarut-pelarut yang digunakan dalam percobaan ini kedalam pelarut polar dan non polar! Jawab: air bersifat polar, etanol bersifat 97% polar, minyak bersifat non polar, dan aseton bersifat 97% non polar 4. Jelaskan factor- factor yang mempengaruhi kelarutan! Jawab: suhu mempengaruhi kelarutan suatu zat. Bayangkan dalam gedung bioskop yang banyak penonton sedang asyik menonton film dan tiba-tiba gedung tersebut terbakar, pasti keadaan orang-orang tersebut akan berbeda dari keadaan tenang menjadi akan menyebar. Demikian pula pada suhu tinggi, partikel-partikel akan bergerak lebih cepat dibandingkan pada suhu yang rendah. Daya hantar listrik. 5. Bagaimanakah sifat sabun dalam bereaksi dengan minyak? Jawab: sabun memiliki sifat mengikat minyak dan air jadi sabun berada di tengah antara minyak dan air. 6. Bagaimana menentukan urutan densitas suatu pelarut dari yang lainnya secara sederhana? Jawab: cara menentukannya dilihat pada letaknya, jika berada di bawah maka densitasnya lebih besar begitu juga sebaiknya. 7. Apa yang dimaksud dengan densitas suatu senyawa? Jawab: densitas suatu senyawa adalah massa jenis dari suatu senyawa tersebut. 8. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi densitas suatu senyawa? Jawab: Temperatur : Suhu akan berpengaruh terhadap densitas suatu senyawa volume zat. : Suatu zat yang kental akan berpengaruh terhadap massa jenis nya. 9. Dapatkah senyawa non polar larut dalam pelarut polar? Jawab: Dapat, karena setiap senyawa polar maupun non polar memiliki dua sifat. 3-7% merupakan polar dan 3-7% non polar. 10. Sebutkan beberapa contoh senyawa polar dan non polar selain dari pelarut-pelarut oranik diatas! Jawab: yang termasuk non polar yaitu benzene, alkohol, kloroform.     Gambar Air + Aseton Gambar Metanol + Aseton Gambar Minyak + Sabun Gambar Minyak Kelapa + Sabun
SENYAWA ORGANIK - ANORGANIK BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia organik adalah ilmu yang mempelajari struktur,sifat,komposisi,reaksi,reaksi dan sintesis senyawa organik. Senyawa organic dibangun oleh karbon, hydrogen dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fospor, halogen,dan belerang. Senyawa organic berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada beberapa pengecualian. Sebenarnya, kehidupan juga sangat bergantung pada kimia organic sebagai contoh, banyak enzim yang mendasarkan kerjanya pada logam transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi dan tulang yang komposisinya merupakan campuran dari senyawa oarganik. Secara garis besar, pemisahan antara senyawa organik dan organik disebabkan oleh jumlah senyawa organic jauh lebih banyak dari pada senyawa organic. Semua senyawa organik mengandung atom karbon yang mempunyai keunikan dalam hal kemampuannya membentuk rantai dengan sesama atom karbon, dan mempunyai sifat-sifat yang khas. Selain itu senyawa organik juga bisa dijadikan sebagai energy altenatif yang bisa mengahantarkan arus listrik. 1.2 Tujuan Pratikum Adapun tujuan dari pratikum ini adalah untuk membedakan senyawa organic dan senyawa anorganik, baik secara fisik maupun kimia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organic adalah suatu senyawa yang yang unsur-unsurnya terdiri dari atom karbon dan atom hydrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen dan fosfor (Riswanto. 2009). Contoh dari senyawa organik atau molekul adalah asam nukleat, lemak, gula, protein enzim. Sedangkan senyawa anorganik adalah NaCl, logam berlian dan zat yang tidak mengandung ikatan karbon hydrogen (Irwandi. 2012). Perbedaan yang paling tampak pada senyawa organic dan senayawa anorganik adalah titik didih dari kedua senyawa tersebut, dimana titik didih dari senyawa organik lebih rendah dari pada titik didih senyawa organik yang umumnya yang mempunyai titik didih yang lebih tinggi (Siregar. 2012). Titik didih suatu larutan tergantung pda tekanan luarnya. Dan sebagai mana telah diketahui bahwa air murni pada tekanan 1 atm mempunyai titik didih 100o C (Sukarjo. 1997). Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis, sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut yang berada dalam bentuk senyawa polisacharida, seperti sellulosa, hemi-sellulosa, pati serta bahan pektin dan lignin. Selain itu beberapa bahan organik tanah juga mengandung protein dan beberapa senyawa nitrogen lain. Bahan organik secara umum dibedakan atas bahan organik yang relatif sukar didekomposisi karena disusun oleh senyawa siklik yang sukar diputus atau dirombak menjadi senyawa yang lebih sederhana, termasuk di dalamnya adalah bahan organik yang mengandung senyawa lignin, minyak, lemak dan resin yang umumnya ditemui pada jaringan tumbuh-tumbuhan; dan bahan organik yang mudah didekomposisikan karena disusun oleh senyawa sederhana yang terdiri dari C, H dan O, termasuk di dalamnya adalah senyawa dari sellulosa, pati, gula dan senyawa protein (Lestari, 2009). BAB III METODOLOGI KERJA 3.1 Waktu dan Tempat Waktu dan tempat dilaksanakan nya pratikum adalah pukul 12.00- 14.00 WIB, pada tanggal 14 mei yang bertempat di lab biru Koordianatorat Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala. 3.2 Alat dan Bahan Adapun Alat dan bahan yang digunakan pada pratikum ini adalah, sebagai berikut : 3.2.1 Tabel Alat NoNama AlatJumlah1Lempeng Seng12Korek Api13Timbangan Digital14Pengaduk15Tungku Segitiga16Pembakar Spirtus17Kawat kasa18Gelas ukur19Gelas Kimia 50 Ml210Thermometer1 3.2.2 Tabel Bahan NoNama BahanJumlah1AquadestSecukupnya2ArangSecukupnya3Gula (larutan glukosa)2 gr4Garam (larutan NaCl)2 gr 3.3 Cara Kerja 3.3.1 Sifat kimia titik didih senyawa anorganik Dilarutkan 2 gr Nacl (garam) didalam 50 mL aquadest. Didihkan lalu diamati titik didih larutran garam. Dicatat hasilnya. 3.3.2 sifat kimia titik didih senyawa organic Dilarutkan 2 gr glukosa didalam 50 mL aquadest. Dididihkan lalu diamati titik didi larutan gula. Dicatat hasilnya. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengamatan 4.1.1 Hasil Pengamatan Larutan Gula C6H12O6 + 6O2 →↑ 6CO2 + 6H2O 4.1.2 Hasil Pengamatan Larutan Garam (NaCl) NaCl + H2O →↑ NaOH + HCl 4.1.3 Tabel Hasil Pengamatan NoSampelHasil Pengamatan1Larutan GlukosaTd = 105o C2Larutan NaClTd = 110o C Kenaikan titik didih gulam ∆Tb = Tlarutan - T air = 105o C – 100o C Kenaikan titik didih Nacl ∆Tb = Tlarutan – Tair = 110o C – 100o C Harga kb pada senyawa organic (glukosa) m = gr/mr x 1000/v m = 2/180 x 1000/50 m = 2000/9000 = 0,22 ∆Tb = kb.m.i 5℃ = kb.0.22.1 Kb = (5℃)/0,22 = 22,7℃ Harga kb pada senyawa anorganik (NaCl) m = gr/Mr x 1000/50 m = 2/58 x 1000/50 m = 2000/2900 = 0,68 ∆Tb = kb.m.i 10℃ = kb. 0,68. 2 kb = (10℃)/1,36 = 7,35 4.1.4 Perbedaan kenaikan titik didih pada senyawa organik dan anorganik Pada senyawa organik (gula) dalam air titik didih nya lebih rendah dari 100℃ yaitu 5℃ karena zat terlarutnya mudah menguap. Sedangkan pada senyawa anorganik (NaCl) dalam air titik didih nya lebih rendah dari 100℃ yaitu 10℃ karena zat terlarutnya tidak mudah menguap dari pada pelarutnya (titik didh zat terlarut lebih tinggi). 4.2 Pembahasan Pada saat dilakukannya percobaan antara senyawa anorganik dan organik didapatkan hasil bahwa tittik didih pada senyawa organik lebih rendah dari pada senyawa anorganik. Ini disebabkan oleh sifat dari kedua senyawa tersebut, karena sifat kelarutan yang berbeda antara glikuosa dan NaCl dimana sifat dari glukosa mudah larut dalam air mendidih sedangkan NaCl sedikit lebih sulit laurt dalam air mendidih, Inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaaan titih didih larutan diantara kedua senyawa tersebut. Titik didih pada glukosa berkisar 105℃ karena air sudah becampur bersamaan dengan gula itulah sebabnya titik didih air murni yang biasa nya 100℃ berubah menjadi 105℃ karena sudah dicampurkan dengan gula,dan dibarengi dengan adanya ionisasi kedua zat tersebut yang teah bercampur maka proses pemanasan menjadi lebih lama dan begitupun sebaliknya yang terjadi pada larutan NaCl. Dari percobaan yang telah dilakukan kita menjadi lebih tahu dimna terjadi letak perbedaan antara senyawa organik dan anorganik, dalam penentuan titik didih diantara keduanya adalah pada proses pembakaran yang dilakukan. Apabila proses pembakaran terjadi suatu gangguan maka terjadi hasil yang berbeda pada hasil yang didapatkan dan proses pembakaran nya pun akan semakin lebih lama. Senyawa organik dapat dikatakan sebagai larutan nonelektrolit karena tidak dapat menghantarkan menghantarkan arus listrik dan memiliki faktor van hoff sama dengan satu. Dan sebaliknya senyawa anorganik dapat dikatakan sebagai larutan elektrolit karena dapat menghantarkan arus listrik dan memilki faktor van hoff lebih dari satu. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Adapun yang dapat disimpulkan dari pratikum yang dilakukan adalah sebagai berikut: Titik didih senyawa organik lebih rendah diabandingkan senyawa anorganik. Senyawa organik merupakan senyawa nonelektrolit. Senyawa anorganik merupakan senyawa elektrolit. Perbedaan titik didih kedua senyawa terlatak pada sifat kelarutannya. Senyawa organik mudah larut dalam air mendidih. Senyawa anorganik sedikit susah larut dalam air mendidih. Titik didih larutan NaCl 110℃ dan glukosa 105℃ 5.2 Saran Agar pratikum jadi lebih baik lagi dan peralatan agar dilengkapi lagi agar pratikum jauh lebih optimal dan fleksibel. DAFTAR PUSTAKA Irwandi,Dedi.2012. Experiments Book of general chemistry II. Jakarta : P. IPA-FITK Press. Riswanto.2009. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga. Siregar.2012. Senyawa Organik dan Anorganik. Jakarta : Chemicalregar. Lestari. A.P. 2009. Pengembangan Pertanian Berkelanjutan Melalui Subtitusi Pupuk Anorganik dengan Pupuk Organik. Jurnal Agronomi. Vol.13, No.1. LAMPIRAN Jelaskan perbedaan senyawa organik dan anorganik ? Jawab : Terletak pada titik didih yang mudah larut dalam air mendidih dan tidak mudah larut dalam air mendidih, dan terletak pada sifat elektrolit larutan. Senyawa organik mudah larut dalam air mendidih sedangkan senyawa anorganik tidak mudah larut dalam air mendidih. Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit ? Jawab : Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dan mengalami ionisasi. Berikan contoh senyawa elektrolit dan nonelektrolit ? Jawab : Elektolit → NaCl Nonelektrolit → C6H11O6\ Bagaimana cara mentukan faktor Van hoff ? Jawab : Dengan cara menentukan apakah larutan itu termasuk larutan elektrolit atau nonelektrolit. Faktor apa saja yang menyebabkan kenaikan titik didih larutan ? Jawab : Perubahan suhu, zat, dan jumlah perambatan yang terkjadi pada larutan. Jelskan pendapat anda mengenai kenaikan titik didih larutan glukosa dan NaCl ? Jawab : Kenaikan titik didih disebabkan oleh sifat dari kedua senyawa tersebut, dimana senyawa organik mudah larut dalam air sedangkan senyawa anorganik sedikit lebih sulit. Dan kenaikan titik didih disebabkan pada proses ionisasi dan pembakaran. Gambar.1. Mendidihkan NaCL Gambar.2. Larutan NaCL ( garam ) Gambar.3. Larutan glukosa ( gula ) Gambar.4. Mendidihkan glukosa

Kamis, 23 Mei 2013

BANDA ACEH (Waspada): Pengumuman hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2013 dan kelulusan jenjang pendidikan SMA, MA, SMK, SMALB, Paket C dan Paket C Kejuruan akan diumumkan serentak di sekolah masing-masing pada 25 Mei 2013 mendatang. "UN untuk jenjang pendidikan SMA, MA, SMK, SMALB dan Paket C sudah selesai dan kelulusannya diumumkan 25 Mei mendatang," ujar Laisani, Ketua Panitia UN Aceh 2013 menjawab Waspada, Kamis (18/4) di Banda Aceh. Sedangkan UN susulan bagi peserta SMA, MA, SMALB dan SMK yang tidak bisa ikut pada tahap pertama dengan alasan tertentu, akan dilaksanakan pada 22 - 25 April 2013. "Khusus untuk Paket C, UN tahap dua dilaksanakan pada 1-4 Juli 2013." Sementara itu, distribusi naskah UN 2013 untuk jenjang pendidikan SMP, MTs, SMPLB sudah tiba dikabupaten/kota seluruh Aceh. UN untuk jenjang ini akan dilaksanakan pada 22 - 25 April 2013. "Naskah soalnya sudak kita distribusi sejak kemarin," tuturnya. Laisani mencontohkan Kabupaten Aceh Jaya melaporkan adanya kekurangan naskah UN 2013 untuk SMP, MTs dan SMPLB di daerah itu. "Kemarin kita terima laporan dan kita cek, ternyata bungkusan Aceh Jaya ada yang terselip ke dalam kantong Aceh Timur," ungkapnya. Jadi, katanya, bungkusan Aceh Jaya itu langsung dikembalikan dari Aceh Timur dan digudangkan di Banda Aceh sebelum diteruskan ke Aceh Jaya. "Kita juga antisipasi banjir yang bisa menghambat distribusi naskah UN terutama ke pantai barat-selatan Aceh," tandasnya Kepsek Tak Berani Jamin Kelulusan Siswa Berbeda dengan tahun sebelumnya setiap sekolah memiliki target untuk kelulusan siswa yang mengikuti Ujian Nasional (UN), pada tahun ini Kepala Sekolah tidak berani memberikan jaminan. Nazwir Kepala SMAN 1 Singkil yang ditemui Waspada, Kamis (18/4) di Singkil mengaku kecut bahkan tidak berani menjamin kelulusan. Menurutnya lulus tidaknya para siswa yang mengikuti UN lebih ditentukan oleh para siswa itu sendiri . Hal ini karena sistem soal ujian yang diberikan kepada siswa jauh berbeda dengan soal ujian tahun sebelumnya . Kalau dulu soal yang diberikan semua sama sehingga para siswa sangat mudah untuk memahami , bahkan kita mampu memberikan target kelulusan. UN Di Subulussalam Lancar Empat hari pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2013 bagi 1.224 siswa gabungan 14 SMA/MA dan dua SMK di lingkungan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Subulussalam, berlangsung aman, lancar dan terkendali. Kadis Dikbudpora, Salmaza melalui ponselnya, Kamis (18/4) mengatakan, selain lancar dan terkendali, kehadiran peserta ujian hampir mencapai 100 persen. Dia pun berharap, kelulusan 100 persen bisa dicapai di sana. Seperti disampaikan Darusni, Sekretaris Dinas Dikbudpora, Rabu melalui ponselnya, dari seluruh peserta UN 2013 hanya seorang siswa yang tidak mengikuti UN, yakni Sahlan. Sahlan, siswa SMAN Sultan Daulat dilaporkan masuk Lembaga Pemasyarakatan (LP) dalam kasus lakalantas, Oktober 2012, sehingga yang bersangkutan dijadwalkan diberi kesempatan mengikuti ujian susulan. Dari 1.224 peserta UN di sana, 855 siswa SMA/MA terdiri dari 512 jurusan IPA dan 343 jurusan IPS. Lalu 556 siswa SMK, terdiri dari 187 siswa SMKN Penanggalan dan 369 siswa SMK Simpang Kiri

Senin, 20 Mei 2013

Makalah ISBD



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
            Secara sederhana IsBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengcrtian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan kebudayaan.
 Dengan semakin majunya zaman, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebudayaan atau budaya Indonesia semakin tidak di perhatikan keberadaanya, bahkan belakangan ini banyak sekali budaya Indonesia yang diklaim oleh pihak lain, dan mungkin mereka lebih peduli daripada kita yang memilikinya.