Senin, 20 Mei 2013

Makalah ISBD



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
            Secara sederhana IsBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengcrtian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan kebudayaan.
 Dengan semakin majunya zaman, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebudayaan atau budaya Indonesia semakin tidak di perhatikan keberadaanya, bahkan belakangan ini banyak sekali budaya Indonesia yang diklaim oleh pihak lain, dan mungkin mereka lebih peduli daripada kita yang memilikinya.

             Indonesia adalah Negara yang kaya, subur dan seharusnya juga makmur. Tapi apa yang terjadi?. Sedikit mengenai Sistem Sosial dan Budaya di Indonesia, dalam kurun waktu yang singkat ini banyak penyimpangan-penyimpangan dari Sistem Sosial dan Budaya itu sendiri, bukan orang lain yang melakukannya, dan anehnya itu dilakukan oleh kita sendiri sebagai bangsa Indonesia yang seharusnya Menjaga nilai-nilai kebudayaantersebut. Jika hal ini dibiarkan berlanjut, maka Negara Indonesia akan hilang jatidirinya sebagai Negara pancasila. Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun dapat juga menuju ke arah kemunduran
            Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman dan tidak bisa lepas dari ikatan-ikatan kesukuan dan kedaerahan. Proses pembangunan menimbulkan perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga mental manusiapun terkena pengaruhnya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang kami angkat antara lain:
·         Apakah yang dimaksud dengan nilai budaya?
·         Apa itu sitem nilai budaya?
·         Faktor penyebab perubahan sisten nilai budaya?
·         Masalah kemanusiaan
BAB II
PEMBAHASAN

A.     PERUBAHAN SISTEM NILAI BUDAYA
1.      Konsep Nilai Budaya
            Theodorson dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip – prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku. Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai menurut Theodorson relatif sangat kuat dan bahkan bersifat emosional. Oleh sebab itu, nilai dapat dilihat sebagai tujuan kehidupan manusia itu sendiri.
Sedangkan yang dimaksud dengan nilai budaya itu sendiri sduah dirmuskan oleh beberapa ahli seperti :
·         Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat (1987:85) lain adalah nilai budaya terdiri dari konsepsi – konsepsi  yang  hidup  dalam  alam  fikiran  sebahagian  besar  warga  masyarakat mengenai hal – hal yang mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan dalam bertindak. Oleh karena itu, nilai budaya yang dimiliki seseorang mempengaruhinya dalam menentukan alternatif, cara – cara, alat – alat, dan tujuan – tujuan pembuatan yang tersedia.
·         Clyde Kluckhohn dlam Pelly
Clyde Kluckhohn dalam Pelly (1994) mendefinisikan nilai budaya sebagai konsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal – hal yang diingini dan tidak diingini yang mungkin bertalian dengan hubungan orang dengan lingkungan dan sesama manusia.
·         Sumaatmadja dalam Marpaung
Sementara itu Sumaatmadja dalam Marpaung (2000) mengatakan bahwa pada perkembangan,  pengembangan,  penerapan  budaya  dalam  kehidupan,  berkembang pula nilai – nilai yang melekat di masyarakat yang mengatur keserasian, keselarasan, serta keseimbangan. Nilai tersebut dikonsepsikan sebagai nilai budaya.
Selanjutnya, bertitik tolak dari pendapat diatas, maka dapat dikatakan bahwa setiap individu dalam melaksanakan aktifitas vsosialnya selalu berdasarkan serta berpedoman kepada nilai – nilai atau system nilai yang ada dan hidup dalam masyarakat itu sendiri. Artinya nilai – nilai itu sangat banyak mempengaruhi tindakan dan perilaku manusia, baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut
Suatu nilai apabila sudah membudaya didalam diri seseorang, maka nilai itu akan dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk di dalam bertingkahlaku. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari – hari, misalnya budaya gotong royong, budaya malas, dan lain – lain. Jadi, secara universal, nilai itu merupakan pendorong bagi seseorang dalam mencapai tujuan tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut
2.      Sistem Nilai
            Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak yang hidup dalam masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan berharga, tetapi juga mengenai apa yang dianggap remeh dan tidak berharga dalam hidup. Sistem nilai budaya ini menjado pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam hidup yang memanifestasi kongkritnya terlihat dalam tata kelakuan. Dari sistem nilai budaya termasuk norma dan sikap yang dalam bentuk abstrak tercermin dalam cara berfikir dan dalam bentuk konkrit terlihat dalam bentuk pola perilaku anggota-anggota suatu masyarakat.
3.      Alasan Perubahan Sistem Nilai Budaya
            Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompokkelompok dalam masyarakat.
Adapun perubahan sistem nilai budaya terbagi atas dua,yaitu:
3.1 Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat
Perubahan lambat disebut juga evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contoh perubahan evolusi adalah perubahan pada struktur masyarakat. Suatu masyarakat pada masa tertentu bentuknya sangat sederhana, namun karena masyarakat mengalami perkembangan,maka bentuk yang sederhana akan menjadi kompleks,
              Perubahan cepat disebut juga dengan revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Seringkali perubahan revolusi diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan dalam masyarakat, ketegangan-ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin berkembang dan tidak dapat dikendalikan. Terjadinya proses revolusi memerlukan persyaratan tertentu. Berikut ini beberapa persyaratan yang mendukung terciptanya revolusi.
a. Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
b. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat tersebut.
c. Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi

3.2 Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
            Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian.
Sebaliknya, perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan besar adalah dampak ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan masyarakat.

4.      Sebab-Sebab Perubahan Sosial Budaya
            Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
·         Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern).
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar.
·         Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern).
            Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern).
Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
1) Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya
2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.




5.      Dampak perubahan sistem nilai budaya
           
            Masyarakat adalah sekelompok orang yang secara permanen atau tidak menempati wilayah tertentu dan membina hidup dan bekerja sama satu sama lain dalam setiap aspek kehidupan untuk mencapai tujuan tertentu atas dasar norma-norma sosial yang telah disepakati. Karena anggota masyarakat itu saling berhubungan dan berinteraksi dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup yang tidak sama maka terjadilah pertukaran dan pertemuan pendapat satu dengan yang lain dalam memperkuat ide-ide baru dalam rangka peningkatan dan perbaikan derajat kehidupanya. Kemudian timbullah prinsip-prinsip baru yang lebih praktis, efisien dan efektif. Pada saat itulah masyarakat secara tidak disadari telah telah melakukan pembaharuan dan modernisasi.
Dengan demikian modernisasi muncul sebagai produk dari interaksi dan proses sosial di dalam masyarakat. Sebaliknya modernisasi itu secara bertahap akan berangsur-angsur mengubah pola pikir dan pola perilaku masyarakat guna terus menerus meningkatkan mutu kehidupan. Pengaruh modernisasi terhadap masyarakat berlangsung melalui saluran-saluran sosial dan akhirnya memasuki semua segi-segi kehidupan yang ada. Perubahan budaya dapat berpengaruh positif namun ada juga yang menimbulkan pengaruh negative.
1.   Pengaruh Positif dari Perubahan Budaya
            Dengan adanya perubahan-perubahan budaya seperti perubahan undang-undang, birokrasi pemerintahan, sistem tata hubungan dengan negara lain dapat mempengruhi
a. Peningkatan penghasilan.
b. Peningkatan kelancaran perhubungan dan transportasi.
c. Peningkatan dalam bidang pendidikan.
d. Peningkatan dalam bidang kesenian.
2.      Pengaruh Negatif dari Perubahan Budaya
            Kebudayaan manusia yang terus mengalami perubahan dengan berprinsip mengejar efisiensi dan efektifitas kerja ternyata dengan tidak disadari juga mempengaruhi berbagai hal dalam kehidupan manusia yang dirasa sangat merugikan. Pengaruh-pengaruh yang merugikan antara lain:
a.Pencemaran lingkungan alam
Sebagai contoh dalam dunia industri, semua orang membuat berbagai barang dengan tenaga manusia kemudian digantikan dengan tenaga-tenaga mesin. Hal ini mengakibatkan rusaknya ekosistem di laut, di sungai dan di darat serta di udara akibat limbah mesin-mesin industri.
b. Menurunkan solidaritas sosial
            Dalam dunia pertanian di pedesaan, semula petani mengerjakan tanah, memelihara tanaman dan menuai hasil dilakukan dengan gotong royong (sambatan). Kemudian dibuat peralatan baru yang ternyata merusak dan menghentikan budaya gotong royong dari warga masyarakat pedesaan.
c. Pergeseran nilai dan kemerosotan moral
            Proses pergantian budaya lama dalam dunia industri dan peralatan manusia telah membuat segi kehidupan meterial maju dengan pesat sementara perkembangan dari kehidupan spiritual tetap dan bahkan cenderung terhimpit waktu dan perhatiannya. Akibat dari tersisihnya segi kehidupan spiritual inilah timbul kemerosotan moral manusia.
d. Meluasnya pandangan meterialistis dan individualisme
            Dengan mekanisme industri dan kerja serta peralatan rumah tangga telah membuat orang menjadi sangat berorientasi pada perolehan materi dengan keuntungan diri dan kelompoknya. Hal ini terjadi secara besar-besaran dewasa ini yang merupakan akibat dari perubahan dunia peralatan dan tata kerja manusia.
B.     MASALAH KEMANUSIAAN
1.Hakikat Manusia
1)      Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan utuh
2)      Makhluk ciptaan Tuhan yan sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk  lainnya,
·         Perasaan Intelektual 
·         Perasaan Diri
·         Perasaan Estetis                           
·         Perasaan Sosial
·         Perasaan Etis                                      
·         Perasaan religious
3)  Makhluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi.
4)  Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
5)  Hakekat hidup manusia: hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstern. Ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula dengan pola-pola kelakuan tertentu.
6) Hakekat karya manusia: setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, untuk hidup.
7)  Hakekat waktu  manusia: hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, orientasi masa lampau atau untuk masa kini.
8)  Hakekat alam manusia: ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam, ada juga yang harus harmonis dengan alam atau manusia menyerah kepada alam
9)  Hakekat hubungan manusia: mementingkan hubungan antar manusia baik vertikal maupun horizontal (orientasi pada tokoh-tokoh). Ada pula berpandangan individualistis
2.      Kaitan Manusia, Budaya Dan Sastra
            Hubungan manusia dengan kebudayaan adalah :Manusia sebagai perilaku kebudayaan. Kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. TAmpak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan.
Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
·         Eksternalisasi, proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya;
·         Obyektivasi, proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatukenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia,
·         Internalisasi, proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik.
3.      Hubungan Puisi dengan Pengalaman hidup Manusia;
            Perekaman dan penyampaiaan pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas,. Dengan pengalaman perwakilan itu sastra/puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri tentang masyarakat. Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut “imaginative entry”, yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya.
·         Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual; Dengan membaca puisi, mahasiswa dapat diajak untuk menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang




·         Puisi dan keinsyafan sosial.
            Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara imajinatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa:
Ø  Penderitaan atas ketidakadilan
Ø  Perjuangan untuk kekuasaan
Ø  Konflik dengan sesamanya
Ø  Pemberontakan kepada hukum Tuhan
Dan masih banyak lagi sastra yang berhubungan langsung dengan manusia yaitu:
1. Dongeng.
2. Hikayat.
3. Sejarah.
4. Epos.
5. Cerita Pelipur Lara.
6. Cerpen.
7. Novel.
8. Biografi.
9. Kisah
10. Otobiografi.
Keseluruhan dari hasil sastra itu mampu menuangkan apa yang dirasakan manusia melalui untaian kata per bab yang di tampilkan

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
1.      Nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.
2.      Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak yang hidup dalam masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan berharga, tetapi juga menjadi pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam hidup yang memanifestasi kongkritnya terlihat dalam tata kelakuan. Dari sistem nilai budaya termasuk norma dan sikap yang dalam bentuk abstrak tercermin dalam cara berfikir dan dalam bentuk konkrit terlihat dalam bentuk pola perilaku anggota-anggota suatu masyarakat.
3.      perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompokkelompok dalam masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur atau struktur social dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lain.
4.      Perubahan sosial terbagi 4 yaitu:
·         Perubahan cepat adalah Perubahan cepat disebut juga dengan revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat.
·         Perubahan lambat adalah Perubahan lambat disebut juga evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
·         Perubahan kecil adalah  Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat.
·         Perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat.
5.   Perubahan budaya dapat berpengaruh positif namun ada juga yang menimbulkan pengaruh negatif.
6.   Manusia adalah Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan utuh.
7.   Sastra berubungan langsung dengan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar