Senin, 17 Juni 2013

PELARUT POLAR DAN NON POLAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepolaran dalam ikatan kimia adalah suatu keadaan dimana distribusi penyebaran elektron tidak merata atau elektron lebih cendrung terikat pada salah satu atom. Bagaimana kita dapat menyatakan senyawa bersifat kovalen murni (non polar) atau kovalen polar. kepolaran erat kaitannya dengan keelektronegatifan dan bentuk molekul. Pelarut polar yaitu air yang sering disebut sebagai pelarut universal, disebabkan oleh tingkat kepolarannya yang tinggi yang mampu melarutkan hampir semua zat terlarut kecuali senyawa non polar seperti lemak. Setiap senyawa baik polar maupun non polar memiliki nilai densitas yang berbeda-beda. Air memiliki densitas yang lebih tinggi dari pada minyak, sehingga air dan minyak menghasilkan dua lapisan, dimana air berada di lapisan bawah dan minyak berada di lapisan atas. Kelarutan didefinisikan dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada temperature tertentu, sedangkan secara kualitatif didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk dispersi molekuler homogen. Kelarutan dinyatakan dalam satuan mililiter pelarut yang dapat melarutkan satu gram zat. Suatu kelarutan juga dapat dinyatakan dalam satuan molalitas, molaritas dan persen. 1.2 Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui perbadaan antara pelarut polar dan non polar. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Kelarutan adalah kadar jenuh solute dalam sejumlah solven pada suhu tertentu yang menunjukkan bahwa interaksi spontan satu atau lebih solute atau solven telah terjadi dan membentuk dispersi molekuler yang homogeni. Kelarutan suatu zat (solute) dalam solven tertentu digambarkan sebagai like dissolves like senyawa atau zat yang strukturnya menyerupai akan saling melarutkan, yang penjabarannya didasarkan atas polaritas antara solven dan solute yang dinyatakan dengan tetapan dielektrikum, atau momen dipole, ikatan hydrogen, ikatan van der waals (London) atau ikatan elektrostatik yang lain (Anonim, 2012). Pada umumnya senyawa kovalen polar akan larut dalam pelarut polar sedangkan senyawa kovalen non polar akan larut ke pelarut yang non polar (Sunarya, 2007). Senyawa-senyawa yang memiliki ikatan antara molekul sama cenderung melarutkan satu sama lain. Keadaan ini disebut “like”, senyawa polar larut dalam pelarut polar (Sutrasna, 2007). Pelarut non polar adalah yang molekulnya tidak dapat menghantar arus elektrik, pelarut polar adalah pelarut yang molekulnya polar, dapat menghantarkan arus listrik, terlarut jika mengandung ion (Pudjaatmaka, 1999). Dalam hal kepolaran suatu senyawa tergantung dari harga momen dipolnya. Momendipol sendiri adalah selisih harga keelektronegatifan antara atom yang berikatan (Wiwin, 2009).   BAB III METODE KERJA 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada hari selasa pada tanggal 21 Mei 2013 pukul 12:00-14:00 WIB yang bertempat di laboratorium biru Koordinatorat Kelautan dan Perikanan.Universitas Syiah Kuala 3.2 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah sebagai berikut : 3.2.1 Tabel Alat No Nama Alat Jumlah 1 Tabung Reaksi 6 2 Rak Tabung 1 3 Pipet tetes 5 3.2.2 Tabel Bahan No Nama Bahan Jumlah 1 Minyak 2mL 2 Sabun 2mL 3 Aquadest 2mL 4 Aseton 2mL 5 Methanol 2mL 3.3 Cara kerja 3.3.1 Minyak dan air • Dimasukkan dalam tabng reaksi 2 ml minyak dan 2 ml air. • Dikocok campurannya dan diamati yang terjadi. 3.3.2 Minyak dan etanol • Dimasukkan dalam tabng reaksi 2 ml minyak dan 2 ml etanol. • Dikocok campurannya dan diamati yang terjadi. 3.3.3 Air dan etanol • Dimasukkan dalam tabng reaksi 2 ml air dan 2 ml etanol, • Dikocok campurannya dan diamati yang terjadi. 3.3.4 Minyak dan sabun • Dimasukkan dalam tabng reaksi 2 ml minyak dan 3 ml larutan sabun. • Dikocok campurannya dan diamati yang terjadi. 3.3.5 Air dan aseton • Dimasukkan dalam tabng reaksi 2 ml air dan 2 ml aseton. • Dikocok campurannya dan diamati yang terjadi. 3.3.6 Minyak dan aseton • Dimasukkan dalam tabng reaksi 2 ml minyak dan 2 ml aseton. • Dikocok campurannya dan diamati yang terjadi. 3.3.7 Etanol dan aseton • Dimasukkan dalam tabng reaksi 2 ml etanol dan 2 ml aseton. • Dikocok campurannya dan diamati yang terjadi.   BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengamatan Pada percobaan pertama minyak dimasukkan kedalam tabung reaksi dengan air. Terdapat perbedaan antara minyak dan air, posisi air ada dibawah sedangkan minyak berada di atas, itu disebabkan oleh massa jenis air lebih berat sehingga air berada di bawah. Pada percobaan kedua minyak dan etanol dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Posisi minyak berada di bawah sedangkan etanol berada di atas. Keadaan ini disebabkan karena etanol (CH_3COOH) bersifat 97% polar dan 3% lagi non polar. Pada percobaan ketiga pada air dan etanol, yang menghasilkan lapisan air dan lapisan etanol larut bersama-sama karena bersifat polar. Pada percobaan keempat pada minyak dan sabun. Larutan sabun tercampur dengan minyak dan meninggalkan air dibawah. Pada percobaan kelima pada air dan aseton. Setiap senyawa polar maupun non polar memiliki nilai densitas yang berbeda, dimana air dan aseton tidak dapat bersatu karena nilai densitas air lebih tinggi dari pada nilai densitas aseton, oleh karena itu air berada di lapisan bawah dan aseton barada di lapisan atas. Percobaan keenam pada minyak dan aseton. Minyak dan aseton sama-sama bersifat non polar sehingga larutannya tercampur. Percobaan ketujuh pada etanol dan aseton. Larutan ini tidak tercampur seluruhnya dimana terdapat seperti cincin pada larutan tersebut, ini disebabkan karena etanol bersifat 97% polar dan aseton bersifat 97% non polar.   4.2 Pembahasan Setelah melakukan beberapa percobaan yang dapat dijelaskan bahwa lemak atau minyak mampu larut dalam pelarut-pelarut non polar seperti aseton, benzene dan pelarut-pelarut non polar lainnya. Senyawa pengemulsi seperti sabun mampu mengemulsi lemak pada ujung non polar sekaligus mengikat air pada ujung polarnya. Air ("H" _"2" O) merupakan 100% polar sehingga mampu melarutkan hampir semua jenis zat terlarut kecuali senyawa-senyawa non polar seperti minyak ("C" _"2" "H" _"31" "COOH" ) bersifat 100% non polar. Setiap semnyawa baik polar maupun non polar memiliki nilai densitas yang berbeda-beda. Air memiliki nilai densitas lebih tinggi dari pada minyak, sehingga campuran air dan minyak akan menghasilkan dua lapisan, dimana air akan berada di bawah lapisan minyak. Pada larutan minyak dan etanol juga akan mengalami pemisahan dimana minyak berada dibawah dan etanol berada diatas. Ini disebabkan larutan yang tercampur bersifat polar dan non polar. Jika larutan sama-sama besifat polar atau non polar maka larutan akan tercampur sepenuhnya seperti pada air dan etanol yang sama-sama bersifat polar dan pada minyak dan aseton yang juga sama-sama bersifat non polar. Pada larutan etanol dan aseton tidak tercampur sepenuhnya akan tetapi larutannya terbentuk seperti cincin-cincin karena etanol dan aseton bersifat polar dan non polar. Pelarut polar akan melarutkan lebih baik zat-zat polar dan ionik, begitu pula sebaliknya. Makin panjang rantai gugus non polar suatu zat, makin sukar zat tersebut larut dalam air. Menurut Hilderbrane: kemampuan zat terlarut untuk membentuk ikatan hidrogen lebih penting dari pada kemolaran suatu zat. Pelarut polar mempunyai konstanta dielektrik yang tinggi dapat melarutkan zat-zat non polar sukar larut di dalamnya, begitu pula sebaliknya. Besarnya tetapan dielektrik ini menurut Moore dapat diatur dengan penambahan pelarut lain. Adakalanya suatu zat lebih mudah larut dalam pelarut campuran dibandingkan pelarut tunggalnya.   BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang didapat dari pratikum kali ini adalah sebagai berikut : • Tingkat nilai densitas polar lebih tinggi dari pada tingkat densitas non polar. • Setiap larutan dapat menghasilkan 2 lapisan. • Apabila larutannya polar dicampur dengan polar juga maka larutan tersebut akan sama-sama larut • Jika polar dilarutkan dengan non polar akan menghasilkan dua lapisan yang berbeda. 5.2 Saran Agar praktikum berjalan dengan tertib dan lebih kondusif sehingga pratikum menjadi lebih baik lagi dan pehaman tentang pratikum menjadi lebih mengerti.   DAFTAR PUSTAKA Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Jakarta: PT Gratindo Media Pertama. Sunarya, Yayan. 2007. Mudah dan Aktif. Jakarta: PT Balai Pustaka. Pudjoatmaka, A. Hadyana. 1999. Kampus Kimia. Jakarta: PT Balai Pustaka. Wiwin. 2009. http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah.   LAMPIRAN 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kepolaran? Jawab: kepolaran adalah tingkat keelektronegatifan dalam suatu zat dengan zat yang lain. Dan keadaan dimana penyebaran tidak merata atau elektron lebih cendrung terikat pada salah satu atom 2. Jelaskan perbedaan pelarut polar dan non polar? Jawab: Perbedaan massa jenis, titik didih, tingkat kepolarannya dan warna. Dimana polar dapat larut dalam air dan pelarut lainnya, dan non polar tidak dapat larut dalam air dan pelarut polar lainnya. 3. Klasifikasikan pelarut-pelarut yang digunakan dalam percobaan ini kedalam pelarut polar dan non polar! Jawab: air bersifat polar, etanol bersifat 97% polar, minyak bersifat non polar, dan aseton bersifat 97% non polar 4. Jelaskan factor- factor yang mempengaruhi kelarutan! Jawab: suhu mempengaruhi kelarutan suatu zat. Bayangkan dalam gedung bioskop yang banyak penonton sedang asyik menonton film dan tiba-tiba gedung tersebut terbakar, pasti keadaan orang-orang tersebut akan berbeda dari keadaan tenang menjadi akan menyebar. Demikian pula pada suhu tinggi, partikel-partikel akan bergerak lebih cepat dibandingkan pada suhu yang rendah. Daya hantar listrik. 5. Bagaimanakah sifat sabun dalam bereaksi dengan minyak? Jawab: sabun memiliki sifat mengikat minyak dan air jadi sabun berada di tengah antara minyak dan air. 6. Bagaimana menentukan urutan densitas suatu pelarut dari yang lainnya secara sederhana? Jawab: cara menentukannya dilihat pada letaknya, jika berada di bawah maka densitasnya lebih besar begitu juga sebaiknya. 7. Apa yang dimaksud dengan densitas suatu senyawa? Jawab: densitas suatu senyawa adalah massa jenis dari suatu senyawa tersebut. 8. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi densitas suatu senyawa? Jawab: Temperatur : Suhu akan berpengaruh terhadap densitas suatu senyawa volume zat. : Suatu zat yang kental akan berpengaruh terhadap massa jenis nya. 9. Dapatkah senyawa non polar larut dalam pelarut polar? Jawab: Dapat, karena setiap senyawa polar maupun non polar memiliki dua sifat. 3-7% merupakan polar dan 3-7% non polar. 10. Sebutkan beberapa contoh senyawa polar dan non polar selain dari pelarut-pelarut oranik diatas! Jawab: yang termasuk non polar yaitu benzene, alkohol, kloroform.     Gambar Air + Aseton Gambar Metanol + Aseton Gambar Minyak + Sabun Gambar Minyak Kelapa + Sabun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar